Sunday, May 16, 2010

Menyusuri Pantai Di Desa Sawarna


Pantai pasir putih yang indah dipadu dengan ganasnya ombak Laut Selatan dapat Anda temui di Desa Sawarna. Susuri pantainya, maka Anda akan jatuh cinta.


Berada dalam perjalanan selama 9 jam dari Jakarta, beberapa jam diantaranya terguncang-guncang akibat jalanan yang rusak, tidak menyurutkan semangat saya untuk mengunjungi Desa Sawarna. Saya selalu berkeyakinan bahwa semakin susah sebuah tempat untuk dikunjungi maka tempat itu akan semakin indah. Dan lagi-lagi keyakinan saya tidak salah. Desa Sawarna punya jajaran pantai terbaik yang akan memuaskan Anda.


Desa Sawarna adalah sebuah desa kecil yang terletak di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak. Desa yang berarti satu warna ini terletak di ujung provinsi Banten dan berada tepat di 237 km Barat Daya Jakarta. Desa Sawarna berpenduduk sekitar 5.700 jiwa yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan, selain menjadi peternak hewan seperti kambing dan kerbau.


Hawa petualangan sudah terasa sewaktu saya tiba di Desa Sawarna. Untuk memasuki desa, saya harus meniti jembatan gantung sepanjang 50 meter yang membelah Sungai Sawarna. Jembatan yang menghubungkan desa dengan jalan raya ini hanya bisa dilalui oleh sepeda motor atau dengan berjalan kaki. Saya harus berjalan pelan dan memegang tali jembatan dengan hati-hati karena jembatan akan bergoyang jika dilalui. Setelah berhasil melewati jembatan, maka perjalanan saya menyusuri pantai dimulai.


Alangkah menyenangkan jika perjalanan menyusuri pantai dimulai dengan berburu matahari terbit di Pantai Ciantir. Bunyi gemuruh ombak menyambut kedatangan saya. Kelembutan pasir putih di Pantai Ciantir seakan sebuah permadani penyambutan bagi pengunjung yang ingin menikmati matahari terbit disana. Sang mentari yang muncul perlahan dari balik jajaran pucuk pohon nyiur dengan latar belakang langit yang bersih adalah pemandangan mempesona yang bisa Anda dapatkan.


Setelah matahari sudah mulai meninggi, saya mulai mengeksplorasi Pantai Ciantir. Pantai ini memiliki garis pantai sekitar 3 km dan berada di ujung selatan Desa Sawarna. Di Pantai Ciantir ini Anda dapat melihat jajaran perahu nelayan sehabis melaut yang dicat dengan warna-warni cerah. Perahu-perahu ini ditambatkan tak jauh dari Tempat Pelelangan Ikan yang menempati bangunan yang sederhana.


Di Bulan Agustus–September, jika beruntung, Anda akan disuguhi pemandangan para peselancar yang bergerak lincah diantara ombak. Pantai Ciantir memang terkenal memiliki ombak Laut Selatan bergelombang besar yang cocok untuk berselancar. Tak heran, Pantai Ciantir merupakan salah satu tujuan favorit peselancar dari mancanegara. Puas menikmati keahlian para peselancar menaklukan ombak, saya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tanjung Layar.


Pantai Tanjung Layar ditandai oleh dua buah batu besar yang menyerupai layar kapal. Batu Layar ini letaknya terpisah dari pantai kira-kira sejauh 50 meter. Di belakang Batu Layar terdapat gugusan karang yang memanjang yang berfungsi sebagai pemecah ombak. Dari bibir pantai, Anda dapat dengan mudah menyeberang untuk mencapai batu Tanjung Layar. Tapi jika air laut sedang pasang, Anda mungkin akan mengalami kesulitan menyeberang. Di Batu Layar ini Anda perlu berhati-hati. Ombak disini begitu besar dan ganas. Lengah sedikit, anda bisa terseret ombak. Namun Pantai Tanjung Layar adalah tempat terbaik untuk memuaskan hobi fotografi anda. Keunikan bentuk batu layar dan karang pemecah ombak dapat menjadi obyek foto yang menarik. Atau Anda bisa mencoba memotret sang ombak yang terpecah di sela-sela karang. Sungguh luar biasa!


Pantai di Tanjung Layar yang berbatu-batu ini juga terdapat banyak fosil kerang dan batu hias. Anda bisa mengumpulkan fosil kerang ini untuk penghias akuarium Anda di rumah atau sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Selepas Pantai Tanjung Layar, saya meneruskan perjalanan menuju Pantai Legon Pari. Untuk menuju Pantai Legon Pari, saya harus melewati sebuah karang besar yang menjorok ke laut. Oleh warga setempat, karang ini dinamai Karang Bodas. Untuk melalui Karang Bodas, saya harus melalui medan yang agak sulit. Banyak batu besar dan juga karang yang menyulitkan perjalanan. Anda harus melangkah hati-hati di batu-batuan yang licin. Ombak yang sesekali menghempas membuat Anda harus siap untuk berbasah-basah ria. Sesekali saya juga mendapati ikan-ikan kecil dan binatang laut di sela-sela karang.


Setelah melewati Karang Bodas, Anda akan disuguhi hamparan pasir putih dan tanaman perdu di sisi-sisi pantai. Disini juga terdapat deretan karang unik yang menyerupai gigi. Jangan berhenti, lanjutkan perjalanan Anda dan temukan kesejukan Pantai Legon Pari.

Seperti pantai lainnya, Pantai Legon Pari berpasir putih. Pantai ini relatif cukup sepi dari pengunjung, hingga seolah-olah Anda sedang berada di pantai pribadi saja. Di Pantai Legon Pari Anda bisa bermain air di tepi pantai atau sekedar duduk-duduk santai di pasir putih nan lembut sambil melepas dahaga dengan air kelapa muda yang segar. Pemandangan ke laut lepas dengan ombak yang tak jemu-jemu menghempas pantai akan Anda dapatkan disini, ditambah bonus pemandangan Pantai Taraje di kejauhan.

Selain Pantai Ciantir, Pantai Tanjung Layar dan Pantai Legon Pari, Desa Sawarna juga memiliki pantai Pulau Manuk. Pantai Pulau Manuk terletak agak jauh dan lebih ramai pengunjung.


Menyusuri Gua

Selain wisata pantai, Desa Sawarna juga terkenal dengan guanya. Salah satu gua yang bisa Anda kunjungi adalah Gua Lauk. Membutuhkan waktu sekitar 1 jam perjalanan dengan berjalan kaki untuk mencapai Gua Lauk. Jalan yang naik dan turun cukup menguras tenaga. Tetapi segala kelelahan terbayar dengan pemandangan sepanjang perjalanan. Hamparan sawah yang menguning dengan sungai yang mengalir dengan jernih khas pemandangan pedesaan. Rasakan kesegaran di kaki Anda ketika menyeberangi sungai.


Sebelum memasuki gua, saya harus menyeberangi sungai sedalam paha orang dewasa. Bagi Anda yang baru pertama kali memasuki gua seperti saya mungkin akan terkejut. Gua Lauk sangat gelap sehingga harus menggunakan penerangan. Dasar gua berlumpur tebal dan terisi air membuat saya harus eksta keras berusaha menyusuri gua hingga ke dalam. Di dalam Gua Lauk saya melihat banyak stalaktit. Stalaktit merupakan batu berbentuk kerucut yang menggantung di langit-langit gua. Stalaktit ini terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengkristal. Bagian dalam gua ini juga dihuni oleh kelelawar yang menggantung di langit-langit gua dan berbau tidak sedap. Pengalaman pertama saya memasuki gua lauk ini merupakan pengalaman yang tak terlupakan.

Selain menyusuri pantai dan gua, desa sawarna juga memiliki keindahan bukit dan persawahan. Anda bisa berjalan-jalan di pematang sawah yang hijau cerah yang memanjakan mata. Sekedar berjalan-jalan di Desa Sawarnapun bisa Anda lakukan. Penduduk Desa Sawarna ramah dan murah senyum akan menyambut Anda dengan terbuka sehingga Anda akan merasa nyaman.

Tidak diragukan lagi, Desa Sawarna adalah tempat yang harus anda kunjungi. Keindahan pantai, gua dan alamnya akan memuaskan jiwa petualang Anda.


Cara Mencapai Desa Sawarna

Ada beberapa alternatif transportasi yang dapat dipilih untuk mencapai Desa Sawarna. Dari Jakarta, Anda bisa menaiki bus ke Pelabuhan Ratu. Dari Pelabuhan Ratu ada kendaraan Elf yang akan langsung mengantarkan Anda ke Sawarna dengan membayar ongkos sekitar Rp. 20.000. Anda juga bisa menaiki bus jurusan Jakarta – Serang dengan tarif sekitar Rp. 20.000. Dari Serang menuju Bayah dapat dicapai dengan menggunakan Elf bertarif Rp. 25.000. Untuk mencapai Desa Sawarna, dari Bayah Anda dapat menaiki ojek motor dengan membayar ongkos sekitar Rp. 30.000.


Tips

  • Desa Sawarna memiliki banyak tempat menarik yang dapat dikunjungi. Jika Anda memiliki waktu sedikit, usahakan memulai mengeksplorasi Desa Sawarna sejak matahari terbit sehingga banyak tempat yang Anda dapat kunjungi.
  • Untuk menyusuri pantai di Desa Sawarna siapkan bekal minuman dan makanan kecil yang mencukupi karena jarang sekali ada warung yang menjual minuman dan jaraknya pun cukup jauh.
  • Pakailah pakaian dan alas kaki yang nyaman karena perjalanan menyusuri pantai cukup jauh dengan medan yang agak sulit.
  • Jika ingin menyusuri goa, lebih baik meminta bantuan warga desa yang mengenal baik medan dan sudah berpengalaman menyusuri goa. Di musim hujan sebaiknya tidak memasuki goa karena air relatif lebih tinggi sehingga menyulitkan perjalanan menyusuri goa.
  • Selalu waspada dan hati-hati ketika berada di pantai. Patuhi batas aman untuk berenang dan tidak memaksakan diri untuk berenang ketika air pasang dan ombak besar. Pantai-pantai di Sawarna memiliki ombak yang besar, jika tidak berhati-hati Anda bisa terseret ombak.
*Artikel ini pernah dimuat di Majalah Sekar Edisi 23 tahun 2010

2 Comments:

At 3:26 AM , Blogger B.Intan said...

wah...,fotonya kurang nih...tapi saya tertarik kesana :)

 
At 7:37 AM , Blogger Unie said...

Iyah mbak, fotonya cuma satu soalnya sebel dibajakin melulu tanpa ijin.

Sawarna emang keren abis. Ayo kapan mau kesana. Kalo butuh info kabar-kabari aja ya mbak. Salam kenal :)

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home